MASALAH-MASALAH PADA PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
Nama : Elisabet Trivonia Primavita Anggun
Kelas : II C
Perkembangan moral ialah mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan tingkah laku atau kebiasaan (budaya) mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh seseorang ketika berada di dekat orang lain. Orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan moral anak. Moral yang positif akan berdampak baik bagi masa depan anak, sedangkan moral yang negatif membawa hasil yang tidak diharapkan oleh orang tua bagi anak-anak mereka di masa depan.
Dalam perkembangan moral anak, terdapat masalah-masalah yang dialami oleh anak dan juga orang tua yakni sebagai berikut :
1. Perilaku tidak sopan kepada orang yang lebih tua
Perilaku tidak sopan kepada orang yang lebih tua dapat disebabkan karena anak kurang mendapat didikan dari orang tua tentang bagaimana berperilaku terhadap orang yang usianya lebih tua. Itu juga dapat disebabkan karena guru yang tidak peduli untuk mendidik siswa bagaimana harus berperilaku dalam masyarakat. Perilaku tidak sopan tersebut dapat berupa melawan perintah orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua tidak sabar saat menyuruh anak melakukan sesuatu yang orang tua inginkan, sementara pada saat bersamaan anak sedang bermain bersama tema. Contoh lain yakni lebih banyak menghabiskan waktu bermain game daripada membaca buku yang diminta oleh orang tua. Pengaruh pada pendidikan anak yakni anak akan kekurangan pengetahuan serta keterampilan sebab tidak dilatih untuk membaca buku sedari usia dini. Solusi bagi permasalahan ini ialah anak hendaknya melaksanakan perintah orang tua dan hendaknya juga orang tua menunda perintah ketika anak sedang bermain. Selain itu, anak juga harus membaca buku. Orang tua bisa membelikan anak buku sebagai hadiah ulang tahun.
https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/goblessing/cob/Family+First+Indonesia/article/1635744344822-1635744344822.jpg2. Mengejek teman (bullying)
Bullying ialah suatu kegiatan untuk mengusik orang lain dalam bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Hal itu juga dapat menjadi kebiasaan seseorang serta dapat menjadi hal yang umum (biasa) dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang yang dinilai lebih lemah. Pengaruh terhadap pendidikan yaitu bullying bisa menyebabkan rendahnya tingkat kehadiran di sekolah, menurunnya nilai akademik siswa, menurunnya IQ siswa, hilangnya kepercayaan diri, depresi, dan menyebabkan tingginya angka kenakalan remaja. Seorang siswa yang mengalami tindakan bullying umumnya akan malas untuk berangkat ke sekolah
Ada beberapa contoh pembullyian di antara anak-anak, yakni sebagai berikut :
- Memanggil nama seseorang dengan menggunakan nama orang tua
- Memukul teman
- Mengganggu teman dengan cara menyenggol secara sengaja
- Menertawakan dan mengejek fisik orang lain
Berkaitan dengan beberapa permasalahan di atas, terdapat langkah-langkah untuk menanggulangi permasalahan tersebut, yakni sebagai berikut :
- Ingatkan kepada anak bahwa perbuatannya buruk dan mengganggu mental orang lain
- Belajar untuk memahami ekspresi teman. Ketika ia melakukan pembullyan, lihatlah ekspresi teman, apakah ia suka atau tidak suka dengan hal tersebut. Jika tidak suka, maka hentikan.
3. Berkata kasar
Berkata kasar jika didefinisikan berarti ucapan yang keluar dari mulut manusia yang dapat menyakiti perasaan orang lain dengan cara berbicara tidak secara lemah lembut namun menggunakan kata-kata yang dapat melemahkan mental seseorang. Contoh dari berkata kasar adalah mencaci maki orang lain. Pada masa ini, berkata kasar menjadi hal yang umum dilakukan atau menjadi kebiasaan bagi anak muda dan anak-anak. ini juga digunakan untuk melampiaskan emosi kepada seseorang. Hal ini tentunya bertolak-belakang dengan moral bangsa. Beberapa permasalahan anak-anak berupa mengucapkan kata kasar ialah sebagai berikut :
- Emosi karena kalah bermain game sehingga berkata kasar
- Berkata kasar setiap hari karena dibiasakan dari lingkungan sekolah seperti guru dan teman-teman serta orang tua di rumah yang mempengaruhi anak untuk berkata kasar.
- Kesal saat mematikan hostspot sehingga mengeluarkan kata kasar
- Orang tua tidak menghiraukan hal tersebut.
Beberapa permasalahan di atas memiliki solusi sebagai berikut ;
- Orang tua mendidik anak dengan cara tidak memukul atau mengeluarkan kata kasar sebab orang tua adalah cerminan bagi anak mereka
- Mendidik atau menasihati anak dengan memberitahukan tentang moral dan tidak boleh berlaku kasar terhadap orang lain
- Berikan contoh yang baik kepada anak-anak
- Memberi hukuman kepada anak apabila melakukan perbuatan yang sama
- Mengajar anak untuk menahan emosi
- Membangun hubungan yang baik antara anak dengan orang tua, teman, saudara, atau lingkungan masyarakat.
4. Enggan Menolong Teman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata tolong berarti membantu meringankan suatu beban (sakit, kesulitan, dll). Contoh dari menolong orang lain ialah memberikan makanan kepada teman yang sedang merasa lapar. Dalam interaksi anak dengan lingkungan sosial, tentunya tidak terlepas dari pergaulan anak dengan temannya. Namun, ada beberapa permasalahan terkait dengan perkembangan moral anak. yaitu sebagai berikut :
- Anak tidak suka dengan temannya atau merasa kesal karena permasalahan tertentu yang membuat ia susah untuk berinteraksi dengan temannya tersebut sehingga anak enggan menolong temannya sendiri.
- Menolong teman yang pernah membantunya saja, sedangkan yang lain tidak.
- Anak tidak ingin menolong teman, karena temannya tersebut tidak menolong temannya sebelumnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa solusi yakni sebagai berikut :
- Sebagai orang tua menasihatkan kepada sang anak bahwa harus membantu siapapun yang membutuhkan bantuan dan tidak memilih dalam menolong teman.
- Guru juga harus menasihati anak itu agar mau membantu siapapun yang membutuhkan bantuan meski anak ini sangat kesal pada temannya.
- Cobalah untuk tetap bersikap baik di depannya. Sebab, bagaimanapun teman ini pasti punya nilai plus tersendiri yang membuatnya bisa bekerja denganmu.
5. Membuang sampah sembarangan
Budaya membuang sampah sembarangan bukan lagi sebuah hal yang jarang diperbincangkan. Di Kota Kupang sendiri, ada banyak sampah yang berada di jalanan. Bagi anak-anak masalah membuang sampah sembarangan juga bukan sebuah hal yang tidak biasa mereka lakukan. Penyebab budaya membuang sampah sembarangan dapat berupa rasa malas serta contoh buruk dari orang tua, teman, dan guru. Kebiasaan membuang sampah bagi anak-anak merupakan hal yang biasa, Meskipun anak-anak mengetahui bahwa perbuatan tersebut buruk, diperingati oleh orang tua dan guru, mereka tetap melakukannya. Siswa di sekolah membuang sampah pada tempatnya hanya karena merasa takut akan peringatan guru, sedangkan jika guru tidak melihat, maka akan tetap membuang sampah sembarangan. Sementara, seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang, membuang sampah sembarangan akan menimbulkan penyakit, bau tidak sedap serta menimbulkan bencana seperti banjir.
Masalah tersebut tentunya harus kita perhatikan bersama dengan beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
- Memperbanyak tong sampah ditempat-tempat umum sehingga sendirinya kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya.
- Di rumah orang tua dapat menyediakan tempat sampah yang mudah dijangkau olah anak dan dari pada memaksa atau menggurui anak untuk membuang sampah pada tempatnya lebih baik orang tua memberi contoh langsung membuang sampah pada tempatnya.
- Untuk dilingkungan sekolah guru juga harus memberi contoh kepada siswa dengan penuh kesadaran memungut sampah yang tercecer dan selalu mengingatkan siswa untuk membuang sampah di tempat sampah.
- Terus mengajak anak berkomunikasi untuk meningkatkan kesadaran anak tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
6. Menyontek
Menyontek ialah suatu praktik penipuan atau praktik yang dirancang untuk menghindari gagalnya ujian atau nilai akademik atau mendapat pujian dengan cara yang tidak jujur seperti; melihat hasil jawaban orang lain, menulis catatan kecil di atas meja, catatan telapak tangan atau tersembunyi atau media elektronik (ponsel). Solusi dari permasalahan ini ialah :
- Tanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak dengan menjelaskan bahwa prestasi akademik bukan satu-satunya penentu kesuksesan mereka di masa depan. Namun, yang lebih penting adalah karakter yang baik. Sebab, sebagus apapun prestasi akademik seorang siswa, jika tidak diimbangi dengan sikap baik, maka nilainya percuma. Guru juga dapat menasihati siswa bahwa lebih baik mendapat nilai rendah daripada menyontek, karena menyontek adalah perilaku yang sangat buruk, seperti mencuri atau penggelapan.
- Ajari anak untuk lebih menghargai proses daripada hasil. Orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap anaknya dan memaksakan kehendak pada anaknya biasanya lebih menghargai hasil daripada prosesnya. Bahkan, ketika anak lebih mengutamakan proses, kelak ia akan mengerti bahwa tidak ada yang instan. Anak-anak harus belajar perlahan dan menghargai prosesnya daripada hanya fokus mencari cara untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang tidak jujur.
- Ucapkan terima kasih kepada anak Anda atas usahanya, meskipun hasil yang dicapai tidak memuaskan. Ini mencegah anak-anak mengembangkan kompleks ketidakjujuran dan menciptakan lebih banyak kepercayaan diri bagi mereka. Jangan dimarahi atau dihukum terlalu keras, itu bisa membuat mereka curang, memilih cara lain untuk memenuhi harapan orang tua dan menghindari hukuman.
7. Tidak menghargai pendapat orang lain
Menghargai pendapat orang lain ialah sebuah sikap untuk menghormati hak orang lain untuk mengemukakan pendapat. Ada beberapa alasan mengapa kita harus menghargai orang lain yakni :
- Menjalin hubungan yang lebih kuat
- Membentuk rasa solidaritas
- Membiarkan orang lain mendapat hak untuk berpendapat
- Menumbuhkan rasa percaya diri
- Mendapat pandangan dari ide yang berbeda
Berkaitan dengan beberapa hal tersebut, anak-anak harus dibekali modal untuk menghormati ide orang lain. Namun, dalam kenyataannya anak-anak kekurangan didikan moral untuk menghargai suara orang lain. Bersikap tidak hormat dan menghentikan apa yang dibicarakan teman-temannya jika itu tidak sesuai dengan pendapatnya adalah kebiasaan anak-anak di masa saat ini. Solusi yang dapat diberikan adalah :
- Mengajarkan anak toleransi: mengajarkan anak pentingnya toleransi, menghargai perbedaan pendapat orang lain, adalah kunci untuk mengatasi masalah tidak menghargai pendapat orang lain. Dengan mengajari mereka cara menerima perbedaan sebagai bagian dari kehidupan dan bukan sebagai ancaman, ada baiknya mereka memahami bahwa setiap orang berhak atas pendapatnya sendiri.
- Selain mengajarkan toleransi, orang tua juga harus mau mendengarkan anaknya agar merasa dihargai dan penting untuk menghargai pendapat orang lain.
Beberapa permasalahan di atas ialah permasalahan dalam perkembangan moral anak-anak tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Oleh sebab itu, orang tua dan guru harus bahu-membahu dalam mendidik anak agar perkembangan moral anak dapat berkembang secara optimal.
Komentar
Posting Komentar