MASALAH-MASALAH PADA PERKEMBANGAN EMOSI PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Nama    : Elisabet Trivonia Primavita Anggun
Kelas    : II C


     Perkembangan emosi ialah suatu perubahan pada kualitas perasaan hati seseorang. Emosi dapat berupa senang, sedih, marah, malu, takut, kecewa dan sejenisnya. Emosi sangat berperan dalam proses pendidikan serta interaksi sosial peserta didik. 
    Dalam pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, terdapat masalah-masalah dalam perkembangan emosi mereka yang berpengaruh besar bagi pendidikan mereka. Masalah-masalah tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Faktor Lingkungan
  • Keluarga
    Lingkungan keluarga ialah lingkungan paling utama bagi anak yang mempengaruhi perkembangan serta tingkah laku anak dalam bentuk pemberian kasih sayang, dorongan, motivasi, didikan, perhatian, bimbingan, serta kebutuhan ekonomi bagi anak yang jika semuanya dapat dipenuhi oleh orang tua bagi anak maka anak dapat mengembangkan segala potensi yang ada di dalam dirinya. 
     Lingkungan keluarga dapat menjadi salah satu tempat buruk bagi seorang anak. Hal tersebut terjadi manakala orang tua tidak mendukung anak serta memberikan pola asuh dengan cara yang salah. Orang tua dapat membandingkan anak dengan anak tetangga jika anak tetangga tersebut meraih peringkat tertinggi di sekolah, pilih kasih, mendiskriminasi anak, serta menyuruh anak untuk bekerja. Situasi tersebut dapat membuat anak emosi, apalagi bagi anak-anak tingkat Sekolah Dasar yang membutuhkan lebih banyak bimbingan untuk perkembangan emosi mereka. Hal ini tentunya dapat berakibat pada proses pendidikan anak, dimana ketika anak sudah merasa tidak dipedulikan, maka anak mulai membangkang untuk tidak belajar. 
https://i.pinimg.com/564x/83/0c/35/830c359375649e08c15133ecdab8b993.jpg

  • Lingkungan Sekolah 
    Lingkungan sekolah ialah lingkungan penting setelah keluarga yang dapat meningkatkan perkembangan sosial, emosi, moral, dan kognitif anak melalui pemberian pembelajaran di sekolah bersama pendidik yang ahli dalam bidangnya (guru). Selain itu, lingkungan sekolah juga menyediakan fasilitas pendukung pendidikan anak berupa meja, papan tulis, kursi, buku, fasilitas keterampilan berupa kegiatan ekstrakurikuler dan fasilitas lainnya.
    Meskipun lingkungan sekolah memberi dampak baik bagi anak, tentu tidak dapat diperdebatkan lagi bahwasannya lingkungan sekolah juga mempengaruhi perkembangan emosi anak. Guru yang pilih kasih dengan mengutamakan siswa yang lebih pintar dan mendiskriminasi peserta didik dapat membuat anak-anak mengalami situasi atau kondisi berupa emosi dalam bentuk rasa marah, kecewa atau kesal terhadap gurunya yang secara tidak langsung dapat berimbas pada motivasi anak untuk belajar. Selain itu, teman yang mengganggu anak akan membuat anak merasa risih dan emosi. Hal tersebut dapat membuat anak kehilangan motivasi belajar sebab ia merasa tidak diperhatikan di lingkungan sekolahnya.
     Beberapa masalah dari kedua faktor lingkungan di atas dapat dicegah atau diatasi dengan beberapa solusi sebagai berikut :
  1. Orang tua diberi pemahaman tentang bagaimana memberikan pola asuh yang baik bagi anak agar tidak mengganggu perkembangan emosi anak. Bertindak tidak berat sebelah, memperhatikan kegiatan belajar anak dengan menemani mereka belajar, memberikan kasih sayang berupa dorongan dan motivasi bagi anak, tidak membandingkan anak dengan orang lain, serta lebih banyak menyuruh anak untuk belajar daripada bekerja.
  2. Guru hendaknya lebih bersikap adil terhadap peserta didiknya. Perhatikan peserta didik yang lebih banyak membutuhkan perhatian jika mereka belum memahami sesuatu. Inilah salah satu penyebab mengapa negara Indonesia tidak maju. Ini disebabkan perilaku guru yang lebih mengutamakan anak-anak pintar dan mengabaikan kelompok anak yang pada dasarnya lebih butuh bimbingan guru.

https://i.pinimg.com/564x/ca/51/5d/ca515db01543ebfebfe37b8f2ae15bcc.jpg


2. Faktor ekonomi
     Faktor ekonomi memegang peranan penting dalam perkembangan emosi anak seperti faktor lingkungan. Ini berkaitan dengan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan material maupun spiritual. Dalam perkembangan emosi anak, orang tua yang memiliki keadaan ekonomi yang tidak cukup membuat perkembangan emosi anak menjadi tidak stabil. Anak membutuhkan dukungan dan peran orang tua untuk menumbuhkan motivasi serta semangat pada anak. Ketika anak memiliki kebutuhan mendesak, namun tidak dapat dipenuhi oleh orang tua, akan berpengaruh pada emosi serta pendidikan anak. Anak menjadi marah dan sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan seperti buku dan pulpen tidak dapat dipenuhi oleh orang tua, mengakibatkan anak tidak dapat belajar secara optimal.
     Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain sebagai berikut :
  1. Keadaan ekonomi yang tidak cukup seringkali disebabkan oleh lapangan pekerjaan yang tidak banyak. Oleh sebab itu, pemerintah bersama masyarakat hendaknya bahu-membahu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memberikan pekerjaan secara layak dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia agar Sumber Daya Manusia bisa meningkat.
  2. Orang tua hendaknya dapat memenuhi kebutuhan anak seperti peralatan sekolah serta fasilitas lain.
  3. Bimbing anak dalam proses perkembangan emosi mereka. Niatkan diri untuk memberitahu kepada anak tentang baik dan buruk melakukan sesuatu. Misalnya, ketika marah tidak boleh membanting anak. 
  4. Berikan rasa kasih sayang dalam batas wajar, jangan membiarkan anak menjadi manja. Ketika anak manja, malah membuat perkembangan emosi anak menjadi tidak stabil karena semua kebutuhannya harus terpenuhi sementara sumber pendapatannya kurang.



3. Perubahan hormon
     Hormon ialah zat alami yang diproduksi oleh tubuh dan berperan penting dalam hal fungsi dan proses di dalam tubuh manusia, mulai dari pertumbuhan, metabolisme, fungsi seksual, dan reproduksi hingga suasana hati. Terdapat beberapa harmon yang mempengaruhi suasana hati manusia, di antaranya ialah serotonin yang mengatur perasaan senang sekaligus cemas. Terdapat pula hormon oksitosin yang mengatur rasa cinta. Selain itu, hormon ini dapat memicu kepercayaan, kehangatan, serta sikap ramah. Bagi anak Sekolah Menengah Pertama sangat rentan mengalami perubahan hormon sebab mereka sudah mengalami perubahan ke tahap remaja. Namun, anak Sekolah Dasar juga dapat mengalami hal yang sama. Beberapa masalah yang dipicu oleh perubahan hormon antara lain sebagai berikut :
  • Moody-an. Moody-an dapat membuat seseorang merasa tidak ingin melakukan apapun dan diam saja. Ini berakibat pada proses pendidikan anak, dimana anak tidak akan melakukan apa pun termasuk belajar, mengerjakan tugas dan belajar kelompok bersama teman. Oleh sebab itu, anak harus menghindari volatile mood dengan cara lebih banyak berolahraga, membuat jadwal keseharian dengan rutin, atau mendengarkan lagu yang anak sukai.
  • Kebiasaan orang tua yang lebih menyayangi adik atau kakak membuat seseorang mudah merasa marah. Ini membuat anak-anak melampiaskan rasa amarah dengan berbagai cara termasuk membuang barang-barang yang ada di dalam rumah. Ini tentunya ialah suatu permasalahan yang serius karena anak sedang berada pada masa-masa yang butuh bimbingan orang tua, sebab hormon mereka berubah seiring berjalannya waktu. Selain itu, karena rasa amarah tersebut dapat mengalihkan perhatian mereka sehingga mereka tidak lagi memiliki niat untuk belajar. Oleh sebab itu, orang tua harus memberi pemahaman kepada anak dengan cara yang menyenangkan bagi anak tanpa membentak atau memarahi anak. Berikan cerita atau permainan yang berkaitan dengan suasana hati agar anak terbiasa untuk mengontrol emosinya. Orang tua juga harus berkomunikasi secara bertatapan muka agar dapat mencari sumber masalah anak sehingga bisa menemukan solusi bagi masalah tersebut. Bagi anak bisa bercerita kepada teman mengenai permasalahan yang ia hadapi agar tidak menanggung permasalahan itu sendirian.
https://i.pinimg.com/564x/b3/5a/e1/b35ae1a8cb60f507a9ad4d6590ffabf8.jpg


4. Gadget
        Gadget pada dasarnya dapat memberi manfaat yang positif berupa komunikasi yang mudah dan hemat biaya. Namun, seiring berjalannya waktu serta inovasi yang terus berkembang, handphone bukan lagi hanya digunakan untuk berkomunikasi saja, tapi juga mencari informasi, bermain game serta media hiburan bagi penggunanya.
     Bagi peserta didik tingkat SD dan SMP, penggunaan gadget bukanlah hal yang jarang terjadi di masa ini, apalagi dengan keadaan setelah pandemi Covid-19 yang serba online membuat peserta didik diwajibkan untuk menggunakan handphone sebagai media belajar. Namun, tersedianya handphone dapat membawa dampak negatif bagi peserta didik. Hal ini dapat membuat kecenderungan anak-anak untuk mengakses pornografi, berkomunikasi via WA dengan anak-anak seusia mereka yang harusnya tidak boleh berada pada masa untuk berpacaran seperti anak SD, dan kebiasaan untuk menggunakan handphone sebagai media untuk hiburan seperti bermain game. Bermain game dapat membuat emosi anak tidak terkontrol. Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam perubahan hormon, jika hormon manusia dipengaruhi oleh aktivitas luar diri seperti bermain game akan membuat perubahan hormon tidak akan optimal, tetapi membuat emosi anak tidak akan berkembang dengan baik. Pelajar tingkat SD dan SMP akan menjadi lemas saat berada di sekolah dan tidak konsentrasi untuk menerima pelajaran karena tidur terlalu larut malam bermain handphone. Anak-anak juga akan meniru tontonan di dalam media sosial dan menerapkan dalam hidu sehari-hari, seperti bagaimana caranya memukul lawan saat berada dalam masalah yang mengakibatkan kebiasaan anak untuk merundung teman lain di sekolah. Oleh sebab itu, solusi yang harus segera dilaksanakan ialah mengontrol anak dengan cara membuat jadwal belajar, durasi waktu menggunakan handphone serta mengatur jam istirahat anak. Meskipun pada awalnya susah sebab anak akan mengamuk, tetapi jika dibiasakan anak akan menurut pada keinginan orang tua.
https://i.pinimg.com/564x/b5/cc/a7/b5cca7be23bb6d364f651e614ff183c0.jpg


5. Temperamen Anak
      Definisi temperamen ialah rangkaian perbedaan emosional dan perilaku setiap anak dalam menanggapi sesuatu, baik situasi maupun kondisi tertentu. Contoh temperamen pada awal kelahiran yakni ada bayi yang menangis dan ada juga yang hanya diam saja. Kondisi psikologis yang dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, akan membentuk sifat dan temperamen bayi seiring bertambahnya umur anak. 
      Ada beberapa jenis temperamen pada anak, yakni sebagai berikut :
  • Easy temperament yakni jenis temperamen yang mudah beradaptasi dengan lingkungan  atau situasi tertentu. Umumnya, anak-anak dengan jenis temperamen seperti ini memiliki suasana hati yang riang gembira. Anak-anak yang memiliki jenis temperamen ini mudah diatur dalam bentuk batasan tentang apa yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan oleh anak.
  • Difficult temperament ialah jenis temperamen dimana anak-anak lebih agresif dan memiliki kebiasaan yang berbeda dari anak-anak dengan easy temperamen. Jadwal makan mereka berubah setiap hari sehingga sulit berlatih ke toilet karena buang air besarnya tidak teratur. Anak jenis ini sangat bersemangat, cerewet serta mudah menangis pada sesuatu, sehingga lambat beradaptasi. Ini juga berakibat pada pendidikan, dimana anak akan kesulitan untuk beradptasi di sekolah yang tentunya diperlukan dalam masa atau proses pendidikan anak. Sebagai contoh relasi antara anak dengan gurunya.
  • Slow to warm up temperament ialah jenis temperamen dimana anak-anak lebih pemalu, memiliki ketidaknyaman berlebihann terhadap sesuatu dan lambat dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak dengan jenis ini lebih suka berada di dekat ibunya saat berada di lingkungan baru.

    Solusi bagi anak dengan temperamen tersebut yakni sebagai berikut :
  1. Tidak boleh memaksa anak untuk menjadi sesuatu atau orang lain yang bukan diri mereka sendiri
  2. Bersabar dalam menghadapi anak
  3. Memberikan motivasi kepada anak untuk belajar beradaptasi
  4. Jangan membandingkan anak dengan anak orang lain
  5. Jangan merespon anak yang agresif dengan kasar, pelan dan lembut saja, nantinya akan berubah secara perlahan.
https://i.pinimg.com/564x/1c/dd/34/1cdd344c9f272f4e69829fc93e8f1457.jpg

     Dalam perkembangan emosi anak, tentunya orang tua dan guru mengalami banyak sekali hambatan. Namun, hambatan atau masalah bukan hanya berasal dari diri anak tetapi juga dari orang lain seperti guru, masyarakat dan juga orang tua. Oleh karena itu, berikan ruang atau lingkungan yang kondusif bagi anak untuk mengembangkan diri mereka.
     
     
     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASALAH-MASALAH PADA PERKEMBANGAN FISIK YANG DIALAMI OLEH PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MASALAH-MASALAH PADA PERKEMBANGAN KOGNITIF YANG DIALAMI OLEH PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL PESERTA DIDIK